Oleh Abu Haitsam
Dalam masalah dunia, lihatlah orang yang di
bawah
Rasulullah
bersabda: “Pandanglah orang yang di bawahmu dan janganlah engkau pandang orang
yang di atasmu (dalam masalah ini). Dengan begitu, kamu tidak akan meremehkan
nikmat Allah kepadamu.” (HR Muslim: 2963)
Yang
dimaksud dengan perintah “memandang orang yang di bawah” adalah dalam urusan
dunia atau harta. Dalilnya ialah sabda beliau, “Jika salah seorang di antara
kalian melihat orang yang memiliki kelebihan harta dan bentuk (postur) tubuh
maka lihatlah kepada orang yang berada di bawahnya.” (HR al-Bukhari: 6490 dan
Muslim: 7617)
Seseorang
tidak akan meremehkan nikmat Allah apabila sikap ini (melihat orang yang di
bawahnya dalam urusan duniawi) dia terapkan dalam hidupnya. Ketika dia bertamu
ke rumah pejabat dan melihat keindahan ruangan dan kemewahan perabotan, dalam
hatinya mungkin terbersit “rumahku masih kalah dari rumah bapak pejabat ini”.
Namun, ketika dia memandang pada orang lain di bawahnya, dia berkata, “Ternyata
masih lebih bagus rumahku dibanding dengan rumah tetangga.” Dengan memandang
orang yang di bawahnya, dia tidak akan meremehkan nikmat yang Allah berikan.
Bahkan dia akan mensyukuri nikmat tersebut karena melihat masih banyak orang
yang tertinggal jauh darinya.
Lain
halnya dengan orang yang satu ini. Ketika dia melihat saudaranya memiliki
ponsel iPhone atau Blackberry seharga lima jutaan ke atas, dia merasa ponselnya
masih sangat tertinggal jauh dari temannya tersebut. Akhirnya, yang ada pada
dirinya adalah kurang mensyukuri nikmat. Dia menganggap bahwa nikmat tersebut
(ponsel yang dia miliki) masih sedikit / kecil nilainya. Bahkan, yang lebih
parah, selalu ada hasad (dengki) yang berakibat dia akan memusuhi dan membenci
temannya tadi. Padahal, masih banyak orang di bawah dirinya yang memiliki
ponsel dengan kualitas yang jauh lebih rendah. Inilah cara pandang yang keliru,
namun banyak menimpa kebanyakan orang saat ini.